Subscribe:

Kamis, 14 November 2013

Seribu Manfaat Aliran Irigasi


(Studi Kasus Penggunaan Air Irigasi di Sokanegara Belakang SD Bruderan)
A.     Latar Belakang

Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Penyediaan air irigasi yaitu unutk penentuan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
Irigasi berfungsi mendukung produktivitas  usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan  nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.
Air dalam sitem irigasi yang ada berperan sebagai masukan positif dan negatif bagi kegiatan manusia. Adapun peranan positif air ialah: kepentingan rumah tangga seperti: minum, kesehatan, dan pencegahan penyakit. Kepentingan psikologis seperti: wisata, olah raga dan spiritual. Kepentingan produksi seperti: industri, PLTA, transportasi air, pertanian, dan pembuangan limbah. Sedangkan peranan negatifnya seperti banjir, kekurangan air, tranmisi penyakit, drainase alami yang tidak memadai, kuaalitas air memburuk dan lain-lain.

Dewasa ini air dan DAS menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dan kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Permasalahan air tersebut membuat masyarakat akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat memenuhi kebudayaannya. Untuk menyesuaikan diri tadi maka manusia menggunakan kebudayaannya. Kebudayaan menurut (Clyde Kluckhohn dalam Parsudi Suparlan, 1949) ialah cara berpikir, cara merasa, cara meyakini dan menganggap. Kebudayaan adalah pengetahuan yang dimiliki warga kelompok yang diakomulasi untuk digunakan di masa depan. Pengalaman masa lampau orang lain dalam bentuk kebudayaan mempengaruhi hampir setiap kejadian. Masing-masing kebudayaan spesifik membentuk semacam rencana (blueprint) bagi semua aktivitas kehidupan.
Kebudayaan bagaikan sebuah peta. Peta bukanlah suatu daerah melainkan suatu representasi abstrak dan kecendrungan-kecendrungan (trends) kearah keseragaman dalam bahasa, perbuatan dan hasil karya suatu kelompok manusia. Apabila peta tersebut tepat maka kita dapat membacanya dan tidak akan tersesat, apabila kita mengetahui suatu kebudayaan maka bearti kita akan tahu cara yang sebaiknya harus dilakukan dalam hidup bersama-sama dengan warga dan dalam bermasyarakat (Clyde Kluckhohn dalam Parsudi Supanlan, 1949).
 Penggunaan  air dalam kebudayaan masyarakat pusat kota akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di tepi kota khususnya di sepanjang aliran sungai atau irigasi. Air sendiri merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Air digunakan untuk minum, memasak, mandi dan mencuci segala kebutuhan hidup yang seharusnya air tersebut bersih dan terjamin mutunya. Namun banyak masyarakat yang menggunakan air irigasi dan bahkan air sungai yang tidak bersih dan belum terjamin mutunya karena telah tercemarnya sungai dan irigasi oleh limbah rumah tangga. Hal ini juga terjadi di sepanjang aliran irigasi dari bendungan desa Bobosan yang melewati kelurahan Sokanegara tepatnya di belakang SD, SMP, SMA Bruderan Purwokerto. Banyak masyarakat yang memanfaatkan aliran irigasi tersebut untuk kebutuhan hidup mereka.
B.     Rumusan Masalah
1.      Mengapa masyarakat di sepanjang aliran irigasi Bobosan terutama di kelurahan Sokanegara masih menggunakan air tersebut untuk aktivitas sehari-sehari?
2.      Apa keuntungan dan kerugian dari penggunaan air tersebut?

C.     Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui alasan masyarakat menggunakan air dari aliran irigasi Bobosan untuk aktivitas sehari-hari.
2.      Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari penggunaan air dari aliran irigasi Bobosan.
D.    Hasil dan Pembahasan
D.1 Pendapat Masyarakat 

            Masyarakat di sepanjang aliran irigasi bobosan tepatnya di kelurahan Sokanegara kecamatan Purwokerto Timur masih memanfaatkan aliran irigasi untuk aktivitas sehari-hari seperti mencuci pakaian, mandi untuk anak  kecil, buang air besar, memancing dan lainnya. Biasanya, masyarakat disana sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut. Salah satu alasan mereka melakukan aktivitas mencuci pakaian di aliran irigasi bobosan yaitu untuk menghemat penggunaan air PAM, menghemat listrik bagi yang masih menggunakan pompa air listrik, menghemat tenaga karena tidak perlu menimba air dari sumur. Namun, Mereka tidak memanfaatkan air  untuk aktivitas memasak ataupun mencuci piring, mandi pun hanya dilakukan oleh anak-anak kecil saat bermain, namun dirumah akan dibilas lagi dengan air yang bersih. Kegiatan seperti mencuci pakaian sudah dilakukan sejak dahulu kala karena di sepanjang tepi aliran irigasi ini terdapat tangga-tangga dan tempat untuk mencuci pakaian. Bukan hanya dari kalangan ibu-ibu saja yang memanfaatkan air aliran irigasi Bobosan, dari kalangan bapak-bapak juga memanfaatkan air tersebut untuk mencuci pakaian, mobil, gerobak. Selain itu, ada yang memanfaatkan airnya untuk ikan. Disepanjang tepi aliran irigasi tersebut juga terdapat hewan-hewan ternak yang dipelihara warga, dominannya adalah ayam. Ayam-ayam tersebut juga dibiarkan lepas dan bermain di tepi aliran irigasi sehingga kotoran-kotoran mereka bisa saja tercampur dengan air aliran irigasi bobosan. Berikut ini adalah beberapa masyarakat  yang memanfaatkan air aliran irigasi Bobosan, yaitu:
1.      Ibu Uci, 34 tahun
Salah satu warga Sokanegara yang memanfaatkan aliran irigasi Bobosan yang berasal dari Curug Gede Baturaden untuk mencuci pakaian. Ibu Uci yang berasal dari sawangan ini kadang mencuci pakaian 4 hari sekali di aliran irigasi Bobosan padahal di rumahnya yang terletak di jalan Gatot Subroto kelurahan Sokanegara kecamatan Purwokerto Timur terdapat Air PAM. Namun, Ibu rumah tangga ini setelah mencuci pakaian, dia tetap membilasnya kembali dengan air PAM sebanyak dua kali. Selama memanfaatkan aliran irigasi ini, Ibu Uci tidak pernah merasakan gatal-gatal atau penyakit lainnya yang mengganggu. Menurut Ibu Uci, selama ini tidak ada yang membuang sampah di aliran irigasi tersebut, karena telah disediakan tempat berupa kantong oleh pihak kelurahan untuk membuang sampah yang telah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Menurut Ibu Uci seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun sebagai berikut:
                       

“ Iya, saya pakai air ini untuk nyuci karna praktis trus cepet irit lagi mba.Palingan kadang-kadang aja mba kalo cucian lagi banyak, banyak kok mba yang make air kali ini. Ini cuma buat nyuci tok yah. Ga ada yang buang sampah tiap RT dikasih kantong plastik dipisahin sampah organik non organik. Dibilas 2 kali pake air PAM ama pake molto.“


2.      Bapak Anto, 29  tahun
Tidak jauh dari sebelumnya, Bapak Anto memanfaatkan aliran irigasi bobosan untuk memancing. Ikan hasil memancing akan di konsumsi oleh keluarganya bilamana ikan yang di dapat banyak sudah besar, namun apabila ikan yang didapat masih kecil akan dipelihara hingga besar dan cukup untuk dikonsumsi.
Menurut Bapak Anto  seorang pekerja swasta yang  berusia 29 tahun, sebagai berikut:
  

“Ikan tawas, klo ikannya gede ya dimakan kalo ikannya kecil buat dipelihara. Airnya palingan  buat sekedar nyuci baju. Ada air PAM ama  pake sumur .kalo sumurnya kering ya kekali.”


3.      Bapak Teguh, 40 tahun
Selain Ibu-ibu yang mencuci pakaian, Bapak Teguh juga mencuci pakaian di  aliran irigasi Bobosan. Kurang lebih 3-4 bulan Bapak Teguh sudah memanfaatkan aliran irigasi tersebut, seperti halnya Ibu Uci, Bapak Teguh tidak merasakan gatal-gatal ataupun penyakit lainnya.
Menurut Bapak Teguh yang berusia 40 tahun adalah sebagai berikut:


“Nggih paling-paling ngge ngumbahi mawon, wonten saking PAM, tapi digrujug malih. Mboten nate gatel-gatel. Mboten saben dinten ngumbahi teng mriki. Ngertos kotorane tiyang niku kerep. Nembe tiga dugi sekawan sasi mawon. Klambine mawon sing dikumbahi teng mriki, mangke digrujug malih ngangge banyu sing mili”


4.      Ibu Tuti 33 tahun, Ibu Sri 55 tahun
Tidak jauh dari tempat Bapak Teguh mencuci, ada dua orang Ibu yang sedang mencuci pakaian. Yang bernama Ibu Tuti dan Ibu Sri, mereka sudah biasa menggunakan air ini untuk mencuci pakaian. Mereka mengatakan biasanya air ini digunakan untuk mandi anak-anak kecil. Selama menggunakan air ini, mereka mengatakan tidak pernah merasakan gatal-gatal atau pun hal lainnya. Mereka menggunakan air ini untuk menghemat air PAM dan menghemat listrik pada penggunaan pompa air dirumahnya.
Menurut Ibu Tuti yang berusia 33 tahun dan Ibu Sri yang berusia 55 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga adalah sebagai berikut:   

“Mandi paling anak kecil. Air yang di bawa itu buat jualan ikan. Kadang-kadang mba, kalo lagi males ya ga. Ga pernah mba. Udah dari buyute, zaman dulu. Ga pernah buat masak, ga ga ada. Kalo dulu lah iya, kalo sekarang enggak. Iya, kalo dulu kan masih bersih jadi sering dipake mandi sama nyuci piring kadang juga buat mandi.”


D.2 Keuntungan dan Kerugian

            Keuntungan dari memanfaatkan air aliran irigasi Bobosan untuk aktivitas sehari-hari yaitu sebagian warga lebih menghemat air PAM dan mereka tidak perlu mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membayar air PAM dan listrik. Selain itu, menurut salah satu ibu-ibu disana mereka lebih bisa menghemat tenaga mereka untuk mencuci pakaian. Selain ada keuntungan dari air aliran irigasi Bobosan, ada juga kerugiannya. Kerugiannya adalah dapat merusak ekosistem yang disebabkan tercampurnya air aliran irigasi dengan detergen karena air tersebut juga digunakan untuk pelihara ikan sehingga ikan-ikan tersebut dapat mati akibat dari tidak bisa teruarainya air yang tercemar detergen oleh dekomposer. Air yang ada di aliran irigasi tersebut juga termasuk kotor karena terdapat berbagai macam kotoran seperti kotoran manusia dan hewan ternak masyarakat yang nantinya akan berdampak pada kesehatan masyarakat yang disana karena virus dan bakteri yang terkandung dalam kotoran tersebut akan menyebar sepanjang aliran tersebut. Namun, kegiatan mencuci pakaian tersebut sudah menjadi budaya yang sulit untuk dihilangkan dalam masyarakat disepanjang aliran irigasi Bobosan khususnya kelurahan Sokanegara.

E.     Kesimpulan dan Saran
E.1 Kesimpulan
1)      Masyarakat masih menggunakan air dari aliran irigasi Bobosan karena dirasa praktis, lebih hemat dan cepat.
2)      Keuntungan dari penggunaan air itu adalah pengeluaran masyarakat untuk membayar air PAM dan listrik lebih hemat serta kerugiannya limbah dari detergen yang digunakan menyebabkan rusaknya ekosistem air dan dapat menyebabkan menyebarnya virus serta bakteri yang terdapat pada kotoran manusia dan hewan ternak yang ada di sekitarnya.

E.2 Saran
1. Sebaiknya masyarakat tersebut tidak menggunakan air dari aliran irigasi Bobososan untuk mencuci pakaian, karena airnya sudah kotor dan tercemar virus dan bakteri.
2.  Jika terpaksa menggunakan air tesebut karena faktor ekonomi, setelah mencuci di aliran irigasi tersebut sebaiknya pakaiannya di bilas kembali dengan air yang bersih.
F.     Daftar Pustaka
http://lib.unri.ac.id/data/images/phocadownload/1_3__nita_aras_thamrini_46-57_REV.pdf

0 komentar:

Posting Komentar