(Studi Kasus Penggunaan Air Irigasi di Sokanegara Belakang SD Bruderan)
A.
Latar
Belakang
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Penyediaan air irigasi yaitu unutk penentuan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
Irigasi berfungsi mendukung
produktivitas usaha tani guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat,
khususnya petani, yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.
Air dalam sitem irigasi yang ada
berperan sebagai masukan positif dan negatif bagi kegiatan manusia. Adapun
peranan positif air ialah: kepentingan rumah tangga seperti: minum, kesehatan,
dan pencegahan penyakit. Kepentingan psikologis seperti: wisata, olah raga dan
spiritual. Kepentingan produksi seperti: industri, PLTA, transportasi air,
pertanian, dan pembuangan limbah. Sedangkan peranan negatifnya seperti banjir,
kekurangan air, tranmisi penyakit, drainase alami yang tidak memadai, kuaalitas
air memburuk dan lain-lain.
Dewasa ini air dan DAS menjadi
masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu saat ini menjadi
barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah
dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dan kegiatan rumah tangga, limbah dari
kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Permasalahan air tersebut membuat masyarakat
akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat memenuhi kebudayaannya.
Untuk menyesuaikan diri tadi maka manusia menggunakan kebudayaannya. Kebudayaan
menurut (Clyde Kluckhohn dalam Parsudi Suparlan, 1949) ialah cara berpikir,
cara merasa, cara meyakini dan menganggap. Kebudayaan adalah pengetahuan yang
dimiliki warga kelompok yang diakomulasi untuk digunakan di masa depan.
Pengalaman masa lampau orang lain dalam bentuk kebudayaan mempengaruhi hampir
setiap kejadian. Masing-masing kebudayaan spesifik membentuk semacam rencana (blueprint)
bagi semua aktivitas kehidupan.
Kebudayaan bagaikan sebuah peta.
Peta bukanlah suatu daerah melainkan suatu representasi abstrak dan
kecendrungan-kecendrungan (trends) kearah keseragaman dalam bahasa, perbuatan
dan hasil karya suatu kelompok manusia. Apabila peta tersebut tepat maka kita
dapat membacanya dan tidak akan tersesat, apabila kita mengetahui suatu
kebudayaan maka bearti kita akan tahu cara yang sebaiknya harus dilakukan dalam
hidup bersama-sama dengan warga dan dalam bermasyarakat (Clyde Kluckhohn dalam
Parsudi Supanlan, 1949).
Penggunaan
air dalam kebudayaan masyarakat pusat kota akan berbeda dengan
kebudayaan masyarakat di tepi kota khususnya di sepanjang aliran sungai atau
irigasi. Air sendiri merupakan zat kehidupan, dimana
tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Air
digunakan untuk minum, memasak, mandi dan mencuci segala kebutuhan hidup yang
seharusnya air tersebut bersih dan terjamin mutunya. Namun banyak masyarakat
yang menggunakan air irigasi dan bahkan air sungai yang tidak bersih dan belum
terjamin mutunya karena telah tercemarnya sungai dan irigasi oleh limbah rumah
tangga. Hal ini juga terjadi di sepanjang aliran irigasi dari bendungan desa
Bobosan yang melewati kelurahan Sokanegara tepatnya di belakang SD, SMP, SMA
Bruderan Purwokerto. Banyak masyarakat yang memanfaatkan aliran irigasi
tersebut untuk kebutuhan hidup mereka.
B.
Rumusan
Masalah
1. Mengapa
masyarakat di sepanjang aliran irigasi Bobosan terutama di kelurahan Sokanegara
masih menggunakan air tersebut untuk aktivitas sehari-sehari?
2. Apa
keuntungan dan kerugian dari penggunaan air tersebut?
C.
Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui alasan masyarakat menggunakan air dari aliran irigasi Bobosan untuk aktivitas
sehari-hari.
2. Untuk
mengetahui keuntungan dan kerugian dari penggunaan air dari aliran irigasi
Bobosan.
D.
Hasil
dan Pembahasan
D.1 Pendapat
Masyarakat
Masyarakat
di sepanjang aliran irigasi bobosan tepatnya di kelurahan Sokanegara kecamatan
Purwokerto Timur masih memanfaatkan aliran irigasi untuk aktivitas sehari-hari
seperti mencuci pakaian, mandi untuk anak
kecil, buang air besar, memancing dan lainnya. Biasanya, masyarakat
disana sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut. Salah satu alasan mereka
melakukan aktivitas mencuci pakaian di aliran irigasi bobosan yaitu untuk
menghemat penggunaan air PAM, menghemat listrik bagi yang masih menggunakan
pompa air listrik, menghemat tenaga karena tidak perlu menimba air dari sumur.
Namun, Mereka tidak memanfaatkan air
untuk aktivitas memasak ataupun mencuci piring, mandi pun hanya
dilakukan oleh anak-anak kecil saat bermain, namun dirumah akan dibilas lagi
dengan air yang bersih. Kegiatan seperti mencuci pakaian sudah dilakukan sejak
dahulu kala karena di sepanjang tepi aliran irigasi ini terdapat tangga-tangga
dan tempat untuk mencuci pakaian. Bukan hanya dari kalangan ibu-ibu saja yang memanfaatkan
air aliran irigasi Bobosan, dari kalangan bapak-bapak juga memanfaatkan air
tersebut untuk mencuci pakaian, mobil, gerobak. Selain itu, ada yang
memanfaatkan airnya untuk ikan. Disepanjang tepi aliran irigasi tersebut juga
terdapat hewan-hewan ternak yang dipelihara warga, dominannya adalah ayam.
Ayam-ayam tersebut juga dibiarkan lepas dan bermain di tepi aliran irigasi
sehingga kotoran-kotoran mereka bisa saja tercampur dengan air aliran irigasi
bobosan. Berikut ini adalah beberapa masyarakat
yang memanfaatkan air aliran irigasi Bobosan, yaitu:
1.
Ibu Uci, 34 tahun
Salah
satu warga Sokanegara yang memanfaatkan aliran irigasi Bobosan yang berasal
dari Curug Gede Baturaden untuk mencuci pakaian. Ibu Uci yang berasal dari
sawangan ini kadang mencuci pakaian 4 hari sekali di aliran irigasi Bobosan
padahal di rumahnya yang terletak di jalan Gatot Subroto kelurahan Sokanegara
kecamatan Purwokerto Timur terdapat Air PAM. Namun, Ibu rumah tangga ini
setelah mencuci pakaian, dia tetap membilasnya kembali dengan air PAM sebanyak
dua kali. Selama memanfaatkan aliran irigasi ini, Ibu Uci tidak pernah
merasakan gatal-gatal atau penyakit lainnya yang mengganggu. Menurut Ibu Uci,
selama ini tidak ada yang membuang sampah di aliran irigasi tersebut, karena
telah disediakan tempat berupa kantong oleh pihak kelurahan untuk membuang
sampah yang telah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Menurut Ibu
Uci seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun sebagai berikut:
“
Iya, saya pakai air ini untuk nyuci karna praktis trus cepet irit lagi
mba.Palingan kadang-kadang aja mba kalo cucian lagi banyak, banyak kok mba yang
make air kali ini. Ini cuma buat nyuci tok yah. Ga ada yang buang sampah tiap
RT dikasih kantong plastik dipisahin sampah organik non organik. Dibilas 2 kali
pake air PAM ama pake molto.“
2.
Bapak Anto, 29 tahun
Tidak
jauh dari sebelumnya, Bapak Anto memanfaatkan aliran irigasi bobosan untuk
memancing. Ikan hasil memancing akan di konsumsi oleh keluarganya bilamana ikan
yang di dapat banyak sudah besar, namun apabila ikan yang didapat masih kecil
akan dipelihara hingga besar dan cukup untuk dikonsumsi.
Menurut
Bapak Anto seorang pekerja swasta
yang berusia 29 tahun, sebagai berikut:
“Ikan
tawas, klo ikannya gede ya dimakan kalo ikannya kecil buat dipelihara. Airnya
palingan buat sekedar nyuci baju. Ada
air PAM ama pake sumur .kalo sumurnya
kering ya kekali.”
3.
Bapak Teguh, 40 tahun
Selain
Ibu-ibu yang mencuci pakaian, Bapak Teguh juga mencuci pakaian di aliran irigasi Bobosan. Kurang lebih 3-4
bulan Bapak Teguh sudah memanfaatkan aliran irigasi tersebut, seperti halnya
Ibu Uci, Bapak Teguh tidak merasakan gatal-gatal ataupun penyakit lainnya.
Menurut
Bapak Teguh yang berusia 40 tahun adalah sebagai berikut:
“Nggih paling-paling
ngge ngumbahi mawon, wonten saking PAM, tapi digrujug malih. Mboten nate
gatel-gatel. Mboten saben dinten ngumbahi teng mriki. Ngertos kotorane tiyang
niku kerep. Nembe tiga dugi sekawan sasi mawon. Klambine mawon sing dikumbahi
teng mriki, mangke digrujug malih ngangge banyu sing mili”
4.
Ibu Tuti 33 tahun, Ibu
Sri 55 tahun
Tidak
jauh dari tempat Bapak Teguh mencuci, ada dua orang Ibu yang sedang mencuci
pakaian. Yang bernama Ibu Tuti dan Ibu Sri, mereka sudah biasa menggunakan air
ini untuk mencuci pakaian. Mereka mengatakan biasanya air ini digunakan untuk
mandi anak-anak kecil. Selama menggunakan air ini, mereka mengatakan tidak
pernah merasakan gatal-gatal atau pun hal lainnya. Mereka menggunakan air ini
untuk menghemat air PAM dan menghemat listrik pada penggunaan pompa air
dirumahnya.
Menurut
Ibu Tuti yang berusia 33 tahun dan Ibu Sri yang berusia 55 tahun bekerja
sebagai ibu rumah tangga adalah sebagai berikut:
“Mandi paling anak
kecil. Air yang di bawa itu buat jualan ikan. Kadang-kadang mba, kalo lagi
males ya ga. Ga pernah mba. Udah dari buyute, zaman dulu. Ga pernah buat masak,
ga ga ada. Kalo dulu lah iya, kalo sekarang enggak. Iya, kalo dulu kan masih
bersih jadi sering dipake mandi sama nyuci piring kadang juga buat mandi.”
D.2 Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan
dari memanfaatkan air aliran irigasi Bobosan untuk aktivitas sehari-hari yaitu
sebagian warga lebih menghemat air PAM dan mereka tidak perlu mengeluarkan uang
yang cukup banyak untuk membayar air PAM dan listrik. Selain itu, menurut salah
satu ibu-ibu disana mereka lebih bisa menghemat tenaga mereka untuk mencuci
pakaian. Selain ada keuntungan dari air aliran irigasi Bobosan, ada juga
kerugiannya. Kerugiannya adalah dapat merusak ekosistem yang disebabkan
tercampurnya air aliran irigasi dengan detergen karena air tersebut juga
digunakan untuk pelihara ikan sehingga ikan-ikan tersebut dapat mati akibat
dari tidak bisa teruarainya air yang tercemar detergen oleh dekomposer. Air
yang ada di aliran irigasi tersebut juga termasuk kotor karena terdapat
berbagai macam kotoran seperti kotoran manusia dan hewan ternak masyarakat yang
nantinya akan berdampak pada kesehatan masyarakat yang disana karena virus dan
bakteri yang terkandung dalam kotoran tersebut akan menyebar sepanjang aliran
tersebut. Namun, kegiatan mencuci pakaian tersebut sudah menjadi budaya yang
sulit untuk dihilangkan dalam masyarakat disepanjang aliran irigasi Bobosan
khususnya kelurahan Sokanegara.
E.
Kesimpulan
dan Saran
E.1 Kesimpulan
1) Masyarakat
masih menggunakan air dari aliran irigasi Bobosan karena dirasa praktis, lebih
hemat dan cepat.
2) Keuntungan
dari penggunaan air itu adalah pengeluaran masyarakat untuk membayar air PAM
dan listrik lebih hemat serta kerugiannya limbah dari detergen yang digunakan
menyebabkan rusaknya ekosistem air dan dapat menyebabkan menyebarnya virus
serta bakteri yang terdapat pada kotoran manusia dan hewan ternak yang ada di
sekitarnya.
E.2 Saran
1.
Sebaiknya masyarakat tersebut tidak menggunakan air dari aliran irigasi
Bobososan untuk mencuci pakaian, karena airnya sudah kotor dan tercemar virus
dan bakteri.
2. Jika terpaksa menggunakan air tesebut karena
faktor ekonomi, setelah mencuci di aliran irigasi tersebut sebaiknya pakaiannya
di bilas kembali dengan air yang bersih.
F.
Daftar
Pustaka
http://lib.unri.ac.id/data/images/phocadownload/1_3__nita_aras_thamrini_46-57_REV.pdf
0 komentar:
Posting Komentar