Subscribe:

Kamis, 14 November 2013

Media Pertumbuhan


 BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
            Bidang ilmu mikrobiologi mempelajari mengenai mikroba yang  meliputi fungi, bakteri, atau mikroorganisme kecil lainnya. Selain itu salah satu bagian terpenting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan tentang cara-cara mematikan, menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Cara yang dilakukan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda tergantung spesiesnya. Namun, untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba/mikroorganisme dapat dilakukan dengan menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba tersebut.

Menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba perlu suatu subtrat yang disebut dengan medium. Medium tersebut merupakan campuran dari beberapa zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba itu sendiri. Sebelum digunakan, medium tersebut harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan, agar mikroba yang akan dibiakkan dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium. Sehingga di dalam suatu medium harus terkandung unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba, susunan makanannya, tekanan osmosis, derajat keasaman (pH), temperature, serta sterilisasi.

 
            Media dapat dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media) yaitu media padat, media setengah padat dan media cair. Berdasarkan komposisinya, yaitu media sintetis, media semi sintetis dan media non sintetis. Sedangkan berdasarkan fungsi, yaitu media umum, media selektif, media diferensial, media uji dan media diperkaya.

B.                 Tujuan
Mengetahui cara pembuatan media pertumbuhan Mannitol Salt Agar (MSA) dan Salmonella Shigella Agar (SSA).


BAB II

MATERI DAN METODE
A.                Materi

1.    MSA
Alat - alat yang digunakan pada pembuatan medium MSA adalah beaker glass, pengaduk, hot plate stirrer dan stirrer bar, pH indikator universal, labu Erlenmeyer, autoklaf. Sedangkan bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan MSA adalah 0,05 gram lab lemco powder, 0,5 gram peptone, 0,5 gram mannitol, 3,75 gram sodium Chloride, 1,25 x 10-4 gram phenol red, 0,75 gram agar, dan 50 ml akuades.
2.    SSA
Alat - alat yang digunakan dalam pembuatan media SSA adalah beaker glass, pengaduk, hot plate stirrer dan stirrer bar, pH indikator universal, labu Erlenmeyer. Sedangkan bahan - bahan yang digunakan dalam pembuatan media SSA adalah 0,25 gram beef Extract, 0,25 gram peptone, 0,5 gram lactose, 0,425 gram bite Salt, 0,75 gram agar, dan 50 ml akuades.




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.                Hasil
            Hasil yang diperoleh dari praktikum media pertumbuhan adalah pembuatan media SSA dan MSA. Selain itu juga ada media tegak, miring dan cawan petri untuk mengembangbiakkan organisme tertentu.

B.                 Pembahasan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakituntuk menyusun komponen sel. Media pertumbuhan dapat digunakan untuk isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Sumarsih,2003). 
Penggolongan media berdasarkan komposisinya, yaitu :
1.        Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
2.        Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui  secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
3.        Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
Penggolongan media berdasarkan kegunaannya, yaitu :
1.        Media diperkaya yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum darah ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang bersifat heterotrof.
2.        Media selektif yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung Kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negatif.
3.        Media diferensial yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non hemolitik.
4.        Media penguji yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5.        Media untuk perhitungan jumlah mikroba yaitu media spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6.        Media khusus yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.
(Dwijoseputro, 1998)
            Secara garis besar, pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1.        Mencampur bahan – bahan : bahan – bahan yang dilarutkan dalam air suling. Kemudian dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogen.
2.        Menyaring : beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar atau gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
3.        Menentukan dan mengatur pH : penentuan pH media dapat dilakukan dengan menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH media dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau anorganik).
4.        Memasukkan media ke dalam tempat tertentu : sebelum disterilkan, media dimasukkan ke dalam tabung reaksi, erlenmeyer atau wadah lain yang bersih, kemudian dibungkus kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu disterilkan.
5.        Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di dalam autoklaf, pada suhu 121C selama 15 – 20 menit
(Hadioetomo, 1986)

Mannitol Shigella Agar
Fungsi dari media pertumbuhan MSA yang terpenting adalah karena dapat membedakan mikroba secara cepat, serta memiliki konsentrasi yang tinggi. Selain itu juga menghasilkan susu asam karena terdapat Mannitol di dalamnya, penurunan pH yang berpaling dan juga menimbulkan plat kuning. Plat kuning ini timbul jika organisme dapat memfermentasi mannitol, sebuah produk sampingan asam terbentuk yang akan menyebabkan fenol merah dalam agaragar menjadi kuning. Hal ini digunakan untuk isolasi selektif patogen dugaan (pp) Staphylococcus. Menurut Kateete (2010) Mannitol Salt Agar juga dapat digunakan untuk meningkatkan identifikasi Staphylococcus aureus dalam pengaturan sumber daya terbatas. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Mannitol Salt Agar dan tes deoxyribonulease (DNase) yaitu untuk meningkatkan efiensi tabung uji koagulasi dalam pengaturan sumber daya yang terbatas.
Komposisi Mannitol Salt Agar, yaitu :
a.    Pepton 10 gr. Merupakan sumber nitrogen organik yang digunakan sebagai sumber nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba.
b.    Mannitol 10 gr. Berfungsi sebagai sumber karbon.
c.    Sodium Chlorida 75 gr. Berfungsi sebagai nitrogen dan menghambat pertumbuhan bakteri lain kecuali Staphylococcus.
d.   Phenol red 0,0025 gr. Berfungsi sebagai indicator pH.
e.    Agar 15 gr. Berfungsi sebagai pemadat.
f.     Akuades 1000 ml. Berfungsi sebagai pelarut.
g.    Lab-Lemco powder 1,0 gr. Sebagai sumber vitamin B, karbon, dan asam amino essensial.
(Atlas, 2006)
Teknik pembuatan media MSA ( Manitol Salt Agar ), yaitu :
1)        Resep medium menurut aturannya (untuk media instan biasanya tercantum pada tabel, media non – instan sesuai pustaka).
2)        Timbang masing – masing bahan sesuai kebutuhan, misalnya butuh 500 ml, media maka membuat setengah resep (1 resep pada umumnya untuk 1 L media).
3)        Masing – masing bahan tersebut dihomogenkan ke dalam aquades, dapat dengan cara diaduk dan dipanaskan.
4)        Media dimasukan pada suatu tempat (beker, tabung, dll) untuk kemudian ditutup dan disteririlisasi.
(Hadioetomo, 1993)

Salmonella Shigella Agar
Kegunaan Media SSA adalah untuk menumbuhkan Salmonella dan shigella, karena media ini termasuk media selektif merupakan media yang kompleks yang sangat selektif terhadap kuman-kuman tertentu.
Komposisi Media :
a. Peptone 5,0 gr. Merupakan sumber nitrogen organik yang digunakan sebagai sumber nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba.
b. Laktose10,0 gr. Sebagai sumber energi dan sebagai bahan karbohidrat.
c. Bite Salt 8,5 gr. Sebagai penghambat tumbuhnya bakteri gram positif.
d. Beef extract 5,0 gr. Sebagai sumber karbohidrat, garam, vitamin, komponen nitrogen organik.
e. Agar 15 gr. Berfungsi untuk pemadatan.
f. Akuades s.d 1000 ml. Berfungsi sebagai pelarut.
(Atlas, 2006)
Teknik pembuatan SSA :
1)   Siapkan alat dan bahan ( Semua harus steril )
2)   Cara penimbangan
Penimbangan SSA dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume yang akan dibuat  berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagen. Pada botol reagent tertera 60 gram dalam 1 liter oleh karena pada saat itu volume yang dibuat adalah 500 ml, maka ditimbang 30 gram dan ditambah 5 gram agar serbuk yang jatuh atau tertinggal tidak mempengeruhi pembuatan media dan dilarutkan ke dalam 500 ml aquades. Untuk mempermudah pengukuran aquades, maka digunakan gelas ukur agar volume benar-benar sesuai dengan 500 ml.
3)   Mengatur pH aquades
Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya SSA, salah satunya harus memperhatikan pH aquades yang digunakan. PH aquades yang di atur pH nya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan. PH aquades untuk media SSA yaitu 7.0± 0.2, jika pH masih dibawah ketentuan atau cenderung ke asam (<5), maka harus ditambahkan KOH 40%  tetes demi tetes hingga mencapai pH yang digunakan. Dan jika diatas ketentuan atau cenderung ke basa (>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga mencapai pH yang digunakan.
4)   Cara melarutkan SSA
5)   Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml, sisa bahan yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquades sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquades dengan pH yang telah di atur sebelumnya sampai pada garis tanda 500 ml lalu di aduk. Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath.Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek hingga tidak ada lagi butiran zat pada dinding tabung atau larutan.SSA tidak disterilkan dalam autoklaf karena ada zat - zat yang akan rusak yakni sodium sitrate dan sodium thiosulphate.
6)   Menuang ke dalam plat
7)   Tuang ke dalam plat (petridish) yang telah di sterilkan, caranya buka tutup petridish seminim mungkin untuk menghindari atau meminimalisasi terjadinya kontaminan lalu tuang larutan hingga menutupi permukaan petridish, tapi jangan terlalu tipis maupun terlalu tebal. Setelah penuangan selesai biarkan media tersebut sampai dingin dan padat.Setelah itu media tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.
(Hadioetomo, 1993)

Sabouraud Dextrose Agar
Sabouraud Dextrose Agar digunakan untuk menentukan kandungan mikroba kosmetik, dalam evaluasi mikologi makanan, dan secara klinis untuk membantu dalam diagnosisragi dan infeksi jamur.Tetapi terkadang kuman tertentu bisa tumbuh pada medium ini sehingga perlu ditambahkan antibiotik. Contohnya yaitu antibiotik chloramphenicol.
Komposisi media :
a. Intisari enzimatik kasein 5 gr. Sebagai sumber nitrogen dan sumber vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme dalam Sabouraud dextrose agar.
b. Intisari enzimatik jaringan hewan 5 gr. Sebagai sumber nitrogen dan sumber vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme dalam Sabouraud dextrose agar.
c. Dextrose 40 gr. Sebagai sumber energy.
d. Agar 15 gr. Sebagai bahan pemadat media.
(Stanier, 1982)
Teknik pembuatan SDA :
1)   Menimbang berat media SDA dengan menggunakan timbangan analitik. Media SDA yang diperlukan untuk 1 liter air adalah 65 gram.
2)        Memasukkan media SDA pada labu erlenmeyer, kemudian ditambahkan 1000 ml air.
3)        Memanaskan bahan di atas kompor listrik sambil mengaduk sehingga semua bahan terlarut sempurna.
4)        Menutup rapat labu erlenmeyer dengan menggunakan kapas, kemudian melapisinya dengan aluminium foil.
5)        Mensterilkan media dengan autoklaf pada tekanan 1 atm,temperatur 121ºC selama 15 menit.
6)        Memanaskan media kembali, lalu menuangkannya pada cawan petri secara aseptik hingga merata.
(Hadioetomo, 1993)
Cara pembuatan media pertumbuhan dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.    Media Tegak : media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak bakteri secara makroskopis.
b.    Media Miring : yaitu media agar padat dalam tabung reaksi yang diletakkan miring sehingga mempunyai permukaan media yang lebih luas daripada permukaan agar tegak, digunakan untuk menumbuhkan dan menyimpan biakan murni sebagai stock biakan murni (stock pure culture).
c.    Media Cawan : media agar padat dalam petridish, digunakan untuk isolasi bakteri dan inumerasi (penghitungan) jumlah/populasi bakteri.
(Suriawati, 2005)
Perbedaan antara media tegak, media miring dengan media cawan yaitu terletak pada cara penuangannya. Pada media tegak, medium dibiarkan berdiri tegak di rak tabung reaksi dan dibiarkan hingga mengeras. Pada media miring, medium yang dimiringkan sesuai dengan sudut kemiringan yang diinginkan dan pada media cawan, medium dimasukkan ke dalam cawan dengan cara aseptis (Suriawati, 2005).
BAB IV
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Pembuatan medium pertumbuhan pada MSA dan SSA hampir sama, tetapi pada proses sterilisasi berbeda. MSA menggunakan tyndalisasi sedangkan SSA menggunakan autoklaf elektrik.

B.                 Saran
1.      Sebelum melakukan percobaan, alat, bahan, dan lingkungan sekitar harus steril, begitu juga dengan praktikan.
2.      Bagi praktikan putri yang berambut panjang, sebaiknya diikat rapi untuk meminimalisir kontaminasi saat kerja aseptis.
3.      Praktikan harus berhati – hati dalam melakukan percobaan, karena sebagian besar alat – alat yang digunakan terbuat dari glass.
4.      Praktikan sebaiknya tidak boleh bergurau ataupun gaduh ketika praktikum sedang dilaksanakan, agar praktikum berjalan dengan lancar.

0 komentar:

Posting Komentar